Sabtu, 13 Juni 2009

Kegiatan Agama dan Pendidikan

Oleh: Arif Nasdianto, Penilik Jakarta Timur
Kegiatan agama dan pendidikan merupakan kegiatan sehari-hari yang dapat diamati. Kedua kegiatan tersebut sudah terjadi berabad-abad. Hal ini dibuktikan dengan banyak ditemukan tempat-tempat penyembahan dan upacara agama. Kegiatan manusia tersebut berlangsung secara turun-temurun dengan cara mempengaruhi generasi ke generasinya untuk melakukan tindak agama. Dengan demikian dapat diduga telah terjadi kegiatan pendidikan di masa itu.1

Agama (religious) menurut Dr. Madhakomala, M.Pd dalam Diktat Perkuliahan Landasan Ilmu Pendidikan Pascasarjana UHMKA (2002) merupakan pengetahuan yang bersumber dari wahyu Tuhan yang disampaikan kepada umat manusia melalui para Nabi-Nya untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.2 Pengetahuan yang bersumber dari wahyu Tuhan mengenai kebaikan dan keburukan harus dilaksanakan dalam bentuk tindak agama dengan penuh keimanan.

Tindak Agama (religious) menurut Dr. Muhammad Dimyati (1988) adalah suatu penyerahan diri secara mutlak yang berhadapan dengan yang Maha Suci berkekuasaan mutlak.3 Penyerahan diri tersebut berdasarkan keimanan dan tindak agama tersebut sangat diperlukan manusia demi keselamatan hidupnya.

Dalam tindak berserah diri manusia dihadapkan pada tantangan hidup yang berdimensi ketidakmampuan, ketidakpastian, dan kelangkaan. Kemudian dalam tindak religious manusia juga berada di dalam horison misteri, yang berupaya adanya harapan dan ketidakbolehan. Dalam pengalaman religious manusia sebagai individu dan sebagai umat dihadapkan pada ketidak berdayaan. Untuk itulah manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya.4

Tindak relegious yang berada dalam sistem sosial terwujud dalam kehidupan sehari-hari, tampak sebagai perilaku, melembaga dan tersebar di berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu agama merupakan keharusan bagi manusia secara individu maupun bagi masyarakat. Selanjutnya manusia dapat menghayati agama melalui pendidikan.5

Dalam pendidikan manusia akan menjadi tahu, menjadi dewasa karena dalam pendidikan terjadi proses pemberian pertolongan secara sadar kepada seseorang (yang belum dewasa) menuju ke arah kedewasaan.6

A. PERBANDINGAN ANTARA TINDAK AGAMA DAN PENDIDIKAN
Obyek ilmu agama adalah tindak religious, sedangkan obyek ilmu mendidik adalah tindak pedagogis. Kedua tindak tersebut merupakan tindak yang melembaga. Sebagai realitas sosial dan imperis, maka kedua tindakan tersebut dapat dianalisis dan dapat diungkapkan maknanya bagi hidup manusia. Analisis tentang tindak religious dan tindak pendidikan tersebut dapat dijelaskan dalam bagan berikut.
B. HUBUNGAN ANTARA TINDAK AGAMA DAN PENDIDIKAN

Disamping perbedaan di atas dapat juga diketahui bahwa : (1) Agama selalu bersifat pendidikan tetapi tidak semua pendidikan bersifat agama, (2) Agama dihayati secara menyeluruh, komprehensif dan mendasar sebaliknya pendidikan berkenaan dengan aspek pribadi yang tidak menyeluruh, dan (3) Agama bersifat katagori imperatif dan otoriter sedangkan pendidikan bersifat relativisme.

Sejalan dengan proses perkembangan ilmu, ilmu pendidikan selalu sejalan dengan ilmu agama dan saling melengkapi untuk kehidupan manusia. Selanjutnya analisis keilmuaan tentang kegiatan agama dan pendidikan menunjukan bahwa kegiatan tersebut berhubungan/bersentuhan dan saling melengkapi dalam hal mengungkapkan hakikat manusia, tujuan hidup dan mengungkapakan perjuangan manusia mencapai keutuhan manusiawi.8 Adapun dua kegiatan tersebut baik ilmu agama dan ilmu pendidikan dilaksanakan haruslah seimbang dalam kehidupan manusia.9 Keseimbangan ini sangat penting dalam kehidupan manusia, hal ini untuk menghidari sifat kesombongan dan pendewaan sesuatu dari manusia.

Dengan dasar analisis tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa kenapa pendidikan selalu berhubungan dengan agama :
1. Landasan keilmuan program pendidikan pada tingkat mikro atau makro ( di lembaga keluarga, sekolah, dan lembaga lain) selalu memasuki wilayah agama
2. Penelitian Keilmuan tentang kegiatan agama dan kegiatan pendidikan mengungkapkan masalah tujuan terbentang dari tujuan umum pendidikan sampai pada tujuan pengajaran yang operasional memiliki misi yang sama yaitu tujuan hidup manusia dalam meningkatkan harkat martabat manusia.
3. Pendidikan dan agama memiliki fungsi edukatif yang sama yaitu ; Pengembangan, penyaluran, perbaikan, pencegahan, penyesuaian, sumber nilai, dan pengajaran.
4. Agama merupakan landasan moral dalam penyelenggaraan pendidikan.
5. Tindak agama berisikan konsep pendidikan yang sangat luhur, yang perlu dikembangkan dan diaplikasikan di dalam kehidupan manusia.
6. Ilmu pendidikan bertugas merealisasikan, dan mendesiminasikan konsep-konsep pendidikan tersebut ke dalam tindak pendidikan termasuk tindak agama.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional Dirjend Dikdasmen. 2001. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Melalui Kerjasama Sekolah dengan Orang Tua dan Masyarakat. Jakarta : Proyek Peningkatan Wawasan Keagamaan Guru.

Madhakomala. 2002. Kajian Tentang Landasan Pendidikan. Diktat Mata Kuliah Landasan Ilmu Pendidikan Pascasarjana Uhamka. Jakarta.

Made Pidarta. 1997. Landasan Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Muhammad Dimyati. 1988. Landasan Kependidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjend Dikti Proyek LPTK.

Umar Tirtarahardja dan La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta









Tidak ada komentar:

Sabtu, 13 Juni 2009

Kegiatan Agama dan Pendidikan

Oleh: Arif Nasdianto, Penilik Jakarta Timur
Kegiatan agama dan pendidikan merupakan kegiatan sehari-hari yang dapat diamati. Kedua kegiatan tersebut sudah terjadi berabad-abad. Hal ini dibuktikan dengan banyak ditemukan tempat-tempat penyembahan dan upacara agama. Kegiatan manusia tersebut berlangsung secara turun-temurun dengan cara mempengaruhi generasi ke generasinya untuk melakukan tindak agama. Dengan demikian dapat diduga telah terjadi kegiatan pendidikan di masa itu.1

Agama (religious) menurut Dr. Madhakomala, M.Pd dalam Diktat Perkuliahan Landasan Ilmu Pendidikan Pascasarjana UHMKA (2002) merupakan pengetahuan yang bersumber dari wahyu Tuhan yang disampaikan kepada umat manusia melalui para Nabi-Nya untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.2 Pengetahuan yang bersumber dari wahyu Tuhan mengenai kebaikan dan keburukan harus dilaksanakan dalam bentuk tindak agama dengan penuh keimanan.

Tindak Agama (religious) menurut Dr. Muhammad Dimyati (1988) adalah suatu penyerahan diri secara mutlak yang berhadapan dengan yang Maha Suci berkekuasaan mutlak.3 Penyerahan diri tersebut berdasarkan keimanan dan tindak agama tersebut sangat diperlukan manusia demi keselamatan hidupnya.

Dalam tindak berserah diri manusia dihadapkan pada tantangan hidup yang berdimensi ketidakmampuan, ketidakpastian, dan kelangkaan. Kemudian dalam tindak religious manusia juga berada di dalam horison misteri, yang berupaya adanya harapan dan ketidakbolehan. Dalam pengalaman religious manusia sebagai individu dan sebagai umat dihadapkan pada ketidak berdayaan. Untuk itulah manusia memerlukan agama demi keselamatan hidupnya.4

Tindak relegious yang berada dalam sistem sosial terwujud dalam kehidupan sehari-hari, tampak sebagai perilaku, melembaga dan tersebar di berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu agama merupakan keharusan bagi manusia secara individu maupun bagi masyarakat. Selanjutnya manusia dapat menghayati agama melalui pendidikan.5

Dalam pendidikan manusia akan menjadi tahu, menjadi dewasa karena dalam pendidikan terjadi proses pemberian pertolongan secara sadar kepada seseorang (yang belum dewasa) menuju ke arah kedewasaan.6

A. PERBANDINGAN ANTARA TINDAK AGAMA DAN PENDIDIKAN
Obyek ilmu agama adalah tindak religious, sedangkan obyek ilmu mendidik adalah tindak pedagogis. Kedua tindak tersebut merupakan tindak yang melembaga. Sebagai realitas sosial dan imperis, maka kedua tindakan tersebut dapat dianalisis dan dapat diungkapkan maknanya bagi hidup manusia. Analisis tentang tindak religious dan tindak pendidikan tersebut dapat dijelaskan dalam bagan berikut.
B. HUBUNGAN ANTARA TINDAK AGAMA DAN PENDIDIKAN

Disamping perbedaan di atas dapat juga diketahui bahwa : (1) Agama selalu bersifat pendidikan tetapi tidak semua pendidikan bersifat agama, (2) Agama dihayati secara menyeluruh, komprehensif dan mendasar sebaliknya pendidikan berkenaan dengan aspek pribadi yang tidak menyeluruh, dan (3) Agama bersifat katagori imperatif dan otoriter sedangkan pendidikan bersifat relativisme.

Sejalan dengan proses perkembangan ilmu, ilmu pendidikan selalu sejalan dengan ilmu agama dan saling melengkapi untuk kehidupan manusia. Selanjutnya analisis keilmuaan tentang kegiatan agama dan pendidikan menunjukan bahwa kegiatan tersebut berhubungan/bersentuhan dan saling melengkapi dalam hal mengungkapkan hakikat manusia, tujuan hidup dan mengungkapakan perjuangan manusia mencapai keutuhan manusiawi.8 Adapun dua kegiatan tersebut baik ilmu agama dan ilmu pendidikan dilaksanakan haruslah seimbang dalam kehidupan manusia.9 Keseimbangan ini sangat penting dalam kehidupan manusia, hal ini untuk menghidari sifat kesombongan dan pendewaan sesuatu dari manusia.

Dengan dasar analisis tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa kenapa pendidikan selalu berhubungan dengan agama :
1. Landasan keilmuan program pendidikan pada tingkat mikro atau makro ( di lembaga keluarga, sekolah, dan lembaga lain) selalu memasuki wilayah agama
2. Penelitian Keilmuan tentang kegiatan agama dan kegiatan pendidikan mengungkapkan masalah tujuan terbentang dari tujuan umum pendidikan sampai pada tujuan pengajaran yang operasional memiliki misi yang sama yaitu tujuan hidup manusia dalam meningkatkan harkat martabat manusia.
3. Pendidikan dan agama memiliki fungsi edukatif yang sama yaitu ; Pengembangan, penyaluran, perbaikan, pencegahan, penyesuaian, sumber nilai, dan pengajaran.
4. Agama merupakan landasan moral dalam penyelenggaraan pendidikan.
5. Tindak agama berisikan konsep pendidikan yang sangat luhur, yang perlu dikembangkan dan diaplikasikan di dalam kehidupan manusia.
6. Ilmu pendidikan bertugas merealisasikan, dan mendesiminasikan konsep-konsep pendidikan tersebut ke dalam tindak pendidikan termasuk tindak agama.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional Dirjend Dikdasmen. 2001. Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Melalui Kerjasama Sekolah dengan Orang Tua dan Masyarakat. Jakarta : Proyek Peningkatan Wawasan Keagamaan Guru.

Madhakomala. 2002. Kajian Tentang Landasan Pendidikan. Diktat Mata Kuliah Landasan Ilmu Pendidikan Pascasarjana Uhamka. Jakarta.

Made Pidarta. 1997. Landasan Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Muhammad Dimyati. 1988. Landasan Kependidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjend Dikti Proyek LPTK.

Umar Tirtarahardja dan La Sula. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta









Tidak ada komentar: